<a href="https://teknologiz.com/ai/”>TeknoLogiz AI – Aravind Srinivas, CEO Perplexity AI, melontarkan kritik pedas terhadap produk dan strategi kecerdasan buatan (AI) Google. Dalam sambutannya di Bloomberg Tech Summit di San Fransisco, Srinivas menyebut asisten AI Google sebagai "produk yang buruk" dan menuduh raksasa teknologi itu terus menerus memperkenalkan fitur AI yang sama setiap tahunnya tanpa benar-benar meluncurkannya untuk pengguna.
Perplexity, startup yang berdiri tahun 2022, telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka yang memanfaatkan AI generatif untuk merevolusi layanan internet inti. TeknoLogiz melaporkan bahwa perusahaan ini tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk penggalangan dana baru dengan valuasi mencapai 14 miliar dolar AS. Perplexity juga bernegosiasi untuk kesepakatan besar guna mengintegrasikan teknologinya ke dalam perangkat Samsung Electronics, sebuah kerja sama yang dapat mengurangi ketergantungan perusahaan Korea Selatan tersebut pada perangkat lunak AI Google.

Srinivas menyatakan bahwa Google telah mempersulit Perplexity untuk menjalin kemitraan dengan produsen smartphone. "Google telah membuat hidup kami sangat sulit," ujarnya tanpa merinci tindakan spesifik Google. "Mereka jelas tidak ingin kami berhasil."
Meskipun masih jauh lebih kecil dari Google, Srinivas yakin Perplexity suatu hari nanti bisa bernilai triliunan dolar dengan mengubah cara orang berinteraksi dengan internet dan menjadi apa yang disebutnya sebagai "lapisan akurasi AI". "Setiap hari, keputusan senilai triliunan dolar dibuat di sektor ritel, keuangan, pasar, bursa, dan segala hal," katanya. "Jika kita dapat memengaruhi sebagian besar dari itu, maka secara otomatis kita dapat bernilai triliunan dalam kapitalisasi pasar suatu hari nanti." Saat ini, Alphabet, induk perusahaan Google, memiliki valuasi pasar lebih dari 2 triliun dolar AS.