Tarif Trump Kembali Berlaku hingga 9 Juni, Apple Masih dalam Ketidakpastian

Nicken Tari

Tarif Trump Kembali Berlaku hingga 9 Juni

MetroKendari.id – Keputusan terbaru dari pengadilan membuat tarif dagang era Trump kembali diberlakukan hingga tanggal 9 Juni 2025.

Hal ini menciptakan ketidakpastian besar bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada rantai pasokan internasional, termasuk Apple yang diperkirakan akan mengalami dampak finansial cukup signifikan.

Pengadilan Kembalikan Tarif Hingga Sidang Lanjutan

Tarif impor yang sebelumnya diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, dan sempat dibatalkan oleh pengadilan, kini kembali efektif setelah hasil banding.

Meski begitu, pengadilan menetapkan bahwa penerapan tarif ini hanya bersifat sementara hingga 9 Juni, saat kedua belah pihak baik pemerintah dan pihak penggugat diharuskan menyampaikan argumen final mereka.

Dalam putusan sebelumnya, pengadilan menyatakan bahwa Emergency Economic Powers Act (EEPA) tidak memberikan kewenangan kepada presiden untuk mengendalikan perdagangan internasional, karena hal tersebut merupakan hak konstitusional Kongres AS.

Namun, keputusan banding memaksa pengadilan untuk mempertimbangkan ulang, dan untuk sementara memberlakukan kembali tarif tersebut sambil menunggu keputusan permanen.

Apple Terancam Rugi Ratusan Juta Dolar

Apple menjadi salah satu perusahaan yang paling terdampak oleh keputusan ini.

Selama bertahun-tahun, Apple telah membangun rantai pasokan global yang kompleks dan bergantung pada pabrik-pabrik manufaktur di berbagai negara.

Pemberlakuan kembali tarif impor berpotensi meningkatkan biaya produksi secara signifikan.

Menurut laporan internal yang beredar, Apple diperkirakan akan kehilangan hingga USD 900 juta pada kuartal kedua tahun 2025 akibat lonjakan biaya dan gangguan distribusi.

Situasi ini dapat mendorong kenaikan harga produk, termasuk iPhone 17 yang dijadwalkan rilis tahun ini.

Ketidakpastian Membayangi Industri Teknologi

Ketidakpastian yang terus berlanjut hingga 9 Juni mendatang menjadi perhatian serius bagi perusahaan-perusahaan teknologi global yang berbasis di Amerika Serikat.

Banyak di antaranya bergantung pada perdagangan bebas untuk efisiensi biaya dan kelangsungan bisnis.

Keputusan akhir pengadilan nantinya akan menjadi penentu arah kebijakan perdagangan AS ke depan dan sangat mungkin mempengaruhi strategi bisnis perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Situasi ini juga menjadi perhatian investor dan analis pasar, karena dampaknya bisa menjalar ke harga saham serta tingkat kepercayaan konsumen terhadap stabilitas harga produk teknologi.

Apple, sebagai salah satu pemain utama industri ini, saat ini berada di tengah pusaran kebijakan yang tidak sepenuhnya bisa dikendalikan.

Also Read

Tags